Dov Ber dan Baal Shem

Dov Ber itu bukan orang biasa. Orang-orang yang datang menghadapnya gemetar. Ia itu ahli ternama menguasai Talmud, tak tergoyahkan, tak dimengerti dalam ajaran. Dan ia tidak pernah ketawa. Ia yakin akan gunanya amenyiksa diri dan orang tahu ia berpuasa empat hari berturut-turut. Akhirnya kekerasan Dov Ber itu merobohkan dia. Ia jadi sakit payah dan tidak ada yang bisa dilakukan dokter utnuk menyembuhkannya. Sebagai jalan terakhir orang mengusulkan : "Mengapa tidak minta tolong Baal Shem Tov ?"

Dov Ber setuju, merkipun semula ia menolak saran itu, karena ia sama sekali tidak cocok dengan Baal Shem yang dianggap seperti penganut bidaah. Juga sedang Dov Ber itu percaya bahwa hidup hanya berarti karena sengsara cobaannya, Baal Shem berusaha meringankan drita dan terus terang mengajar, bahwa kegembiraanlah yang memberi arti kepada hidup.

Sudah lewat tengah malam, ketika Baal Shem menanggapi panggilan dan datang bermobil, mengenakan jas dari wol dan tutup kepala lulang binatang mahal. Ia masuk kamar si sakit dan memberikannya Buku Sinar Hidup, yang dibuka Dov Ber dan dibaca dengan suara keras.

Baru satu menit ia membaca ketika, begitu cerita orang, Baal Shem menyela: "Ada sesuatu yang kurang," katanya. "Sesuatu yang kurang dalam imanmu."

"Dan apa itu ?" tanya si sakit.

"Jiwa" jawab Baal Shem Tov.

No comments: