Kabar angin menciptakan kelaparan

Pada musim panas 1946 desas-desus tentang kelaparan melanda sebuah provinsi di negara Amerika Latin. Padahal tanaman bertumbuh baik dan cuaca pun sempurna, menunggu panen raya. Tetapi karena daya sas-sus itu, 20.000 petani gurem meninggalkan sawah-ladangnya dan lari ke kota-kota. Karena perbuatan mereka, panen gagal, ribuan orang meninggal dan isyu kelaparan terbukti nyata.

Oom Yoris

Lagi-lagi pengandaian :

Sepasang suami-istri pulang dari pemakaman Oom Yoris, yang hidup besama mereka duapuluh tahun lamanya dan merupakan beban begitu rupa hingga hampir berakhir menghancurkan perkawinan mereka.

"Ada sesuatu yang ingin kukatakan kepadamu, bu," kata suami, "Jika tidak demi cintaku kepadamu, aku tidak mau tinggal bersama Oom Yorismu satu hari saja."

"Aku punya Oom Yoris !" teriaknya gemetar, "Aku kira, Oom Yoris itu punyamu !"

Pesawat Pemburu

Pengandaian :

Serombongan pemburu menyewa pesawat untuk menerbangkan mereka ke daerah hutan. Dua minggu kemudian pilot datang untuk menjemput mereka. Ia mengamati binatang yang mereka tembak dan berkata : "Pesawat ini tidak akan membawa lebih dari satu kerbau liar. Kamu harus meninggalkan yang lain."

"Tetapi tahun lalu pilot mengizinkan kami membawa dua dalam pesawat seperti ini", protes para pemburu.

Pilot meragukannya, tetapi akhirnya berkata : "Ya, kalau kamu melakukan itu tahun lalu, kami kira, kami bisa melakukannya lagi."

Maka pesawat lepas landas dengan tiga orang dan dua kerbau. Tetapi tidak dapat naik tinggi dan membentur pada bukit terdekat. Seorang pemburu berkata kepada yang lain : "Di mana kiranya kami ini ?" Yang lain memeriksa tempat sekitar dan berkata : "Kupikir, kami kira-kira dua mil sebelah kiri dari tempat kecelakaan kami tahun lalu."

Tiga Orang Bijak

Tiga orang bijak menempuh perjalanan jauh, sebab meskipun mereka itu dianggap bijak di negara sendiri, mereka cukup rendah hati untuk berharap, bahwa perjalanan akan memperluas pikiran mereka.

Mereka baru saja melangkah perbatasan masuk negara tetangga ketika merka melihat gedung cakar-langit di kejauhan. Apa kiranya benda dahsyat-hebat ini, mereka bertanya pada dirinya.
Jawaban tepat tentunya : Datang dan selidikilah benda itu apa. Tetapi tidak, mungkin itu terlalu berbahaya.

Seandainya itu sesuatu yang meletus kalau orang mendekat? Maka jauh lebih bijaksana menentukan dulu apa itu sebelum menyelidikinya. Berbagai pandangan diajukan, diuji dan, atas dasar pengalaman mereka yang sudah-sudah, ditolak.

Akhirnya diputuskan, juga atas dasar pengalaman masa silam, yang mereka miliki bertumpah-ruah, bahwa benda tersebut, entah apa jenisnya, itu hanya bisa ditempatkan di sana oleh kawanan raksasa.

Ini membawa mereka pada kesimpulan, bahwa lebih aman mereka menyingkiri tanah itu sama sekali, maka mereka pulang kembali setelah menambahkan sesuatu pada khasanah pengalaman mereka.

Pengandaian itu mempengaruhi Penelitian.
Penelitian menghasilkan Keyakinan.
Keyakinan menimbulkan Pengalaman.
Pengalaman membuahkan Tindakan,
yang, pada gilirannya, menguatkan pengandaian.

Pilar-pilar Agama

Pengejaran agama hebat pecah di negara dan tiga soko-guru Agama, Kitab, Ibadat dan Cinta-kasih menghadap Tuhan, menyatakan ketakutannya, bahwa jika agama dihapuskan, mereka tidak akan ada lagi.

"Tidak perlu khawatir," sabda Tuhan, "Aku berencana mengutus ke dunia, yang lebih besar daripada kamu semua."

"Siapa nama sesuatu yang besar itu?"

"Sadar-diri" sabda Tuhan. "Ia akan melakukan hal-hal yang lebih baru dari apa yang masing-masing telah kamu lakukan."

Peringatan

Meskipun hati manusia merindukan Kebenaran, tempat satu-satunya ia dapat menemukan pembebasan dan kebahagiaan, reaksi pertama manusia terhadap Kebenaran itu ialah benci dan takut. Ini adalah suatu misteri yang besar. Oleh karena itu, Guru-guru Kerohanian umat manusia seperti Buddha dan Yesus menciptakan sarana untuk menyingkirkan daya tolak dalam diri para pendengarnya: cerita. Mereka tahu bahwa kata-kata yang paling memikat yang dimiliki oleh setiap bahasa adalah, "Pada suatu ketika ... ". Mereka tahu bahwa menolak kebenaran adalah biasa, tetapi menolak suatu cerita adalah tidak mungkin. Vyasa, pengarang Mahabharata berkata bahwa kalau kita mendengarka cerita dengan cermat, kita tidak pernah akan menjadi orang yang sama lagi. Sebabnya ialah, cerita itu akan menyelinap masuk ke dalam hati kita dan meruntuhkan tembok-tembok dan membuka jalan bagi yang Ilahi. Juga kalau anda membaca cerita-cerita dalam blog ini sekedar untuk hiburan, bukan tidak mungkin cerita-cerita tertentu akan menyelinap masuk melewati halangan-halangan yang Anda pasang dan meletus pada saat anda sama sekali tidak mengharapkannya. Jadi anda sudah diperingatkan !

Kalau anda bersungguh-sungguh dalam mencari penerangan batin, saya usulkan cara ini :

(A) Masukkanlah suatu cerita dalam pikiran anda sehingga dalam waktu senggang anda dapat meresapinya. Cara ini akan memberikan kesempatan kepada cerita itu untuk masuk ke bawah sadar anda dan menyatakan artinya yang tersembunyi. Anda akan terkejut melihat bahwa cerita itu muncul secara tak terduga, pada waktu anda membutuhkannya, untuk menerangi suatu peristiwa atau keadaan dan memberikan pemahaman dan penyembuhan batin. Pada waktu itu anda akan menyadari bahwa, dengan menghadapkan diri anda kepada cerita-cerita ini, anda sedang ambul bagian dalam Kursus Penerangan Batin, yang tidak membutuhkan guru kecuali diri Anda sendiri !

(B) Karena semua cerita ini adalah pernyataan suatu Kebenaran, dan karena Kebenaran kalau ditulis dengan huruf "K" kapital, berarti kebenaran mengenai diri Anda, yakinkanlah diri Anda setiap kali Anda membaca suatu cerita, Anda dengan tulus ikhlas mencari pemahaman diri yang lebih dalam. Cara orang membaca Buku Kesehatan - melihat apakah ia mempunyai salah satu gejala; dan tidak cara orang membaca Buku Psikologi - memikirkan kawannya termasuk dalam kelompok orang macam apa. Kalau Anda menuruti godaan untuk mencari pemahaman atas diri orang lain, cerita-cerita ini akan merugikan Anda.
Cinta Mulah Nasruddin akan kebenaran begitu besar, sehingga ia berjalan ke tempat-tempat jauh untuk mencari ahli-ahli Koran dan ia tidak merasa dilarang mengajak orang-orang yang tidak beriman di pasar untuk berbincang-bincang mengenai kebenaran imannya.

Pada suatu hari istrinya mengatakan kepadanya betapa ia memperlakukan dirinya sewenang- wenang - dan melihat bahwa suaminya sama sekali tidak mempunyai minat terhadap apa saja yang disebut Kebenaran !

Tentu saja inilah yang paling penting. Sungguh, dunia kita akan menjadi lain, kalau kita para ahli dan ideolog, entah dalam bidang keagamaan atau bidang lain, mempunyai rasa cinta akan pengenalan diri yang kita nyatakan dalam teori-teori dan dogma-dogma kita.

...........................................


"Khotbah yang istimewa", kata seorang jemaat, sambil berjabat tangan dengan pengkhotbah. "Semua yang Anda katakan cocok bagi orang-orang yang saya kenal".

Anda tahu?

Doa dari Hati

Cerita Hasidin :

Suatu hari sudah petang seorang petani miskin pulang dari pasar, menyadari bahwa ia lupa membawa buku doanya. Roda gerobagnya terlepas tepat di tengah hutan, dan ia menyesal bahwa hari akan lewat tanpa bisa mengucapkan doanya.

Maka inilah doa yang dibuatnya: "Perbuatanku amat bodoh, ya Tuhan. Aku meninggalkan rumah pagi ini tanpa membawa buku doa. Dan ingatanku itu sedemikian rupa hingga dia satu pun tak dapat kukatakan tanpa buku. Maka inilah yang hendak kukatakan : Aku akan mengucapkan a-b-c .. lima kali pelan-pelan dan Engkau, yang mengetahui semua doa, bisa mengatur huruf-hurufnya, untuk membentuk doa, yang tak dapat kuingat."

Dan Tuhan berkata kepada para malaikatNya : "Dari segala doa yang Aku dengar hari ini, satu ini niscaya yang paling baik, karena datang dari hati yang sederhana dan jujur

Doa Tukang Sepatu

Seorang tukang tambal sepatu datang kepada rabbi Ishak dari Ger dan bertanya: "Katakan kepadaku, apa yang harus kulakukan dengan dia pagiku. Pelangganku itu orang-oang miskin, yang hanya punya sepasang sepatu. Aku menerima sepatu mereka sudah terlampau petang dan mengerjakannya sepanjang malam; waktu fajar pekerjaan masih ada, kalau-kalau pelanggan mau mendapat kembali sepatunya sebelum berangkat bekerja. Sekarang pertanyaanku : Bagaimana tentang doa pagiku?"

"Apa yang kaulakukan sampai sekarang?" tanya rabbi.

"Sesekali aku cepat-cepat menyelesaikan doaku dan lalu kembali bekerja, tetapi kemudian aku merasa salah. Kali lain kulewatkan waktu doa. Tetapi aku juga merasa kehilangan sesuatu, dan kadang-kadang saja, kalau aku mengangkat palu dari sepatu, aku hampir mendengar hatiku mendesah : "Orang celaka aku ini, bahwa aku tidak mampu melakukan doa pagiku."

Kata sang rabbi: "Seandainya aku Tuhan, aku akan menghargai desahan itu lebih daripada doa."

Berubah menjadi Api

Abas Lot datang kepada Abas Yusup dan berkata: "Bapa, sesuai kemampuanku aku menetapi pertauranku yang kecil dan puasaku yang tak seberapa, doaku, renunganku, diam dalam kontemplasi, dan sejauh aku mampu, aku membersihkan hatiku dari pikiran-pikiran jahat. Nah, sekarang apa lagi yang harus kulakukan?"

Yang lebih tua berdiri untuk menjawab. Ia mengangkat tangannya ke langit dan jari-jarinya menjadi seperti sepuluh pelita bernyala api. Ia berkata : "Ini, jadilah kau berubah seluruhnya menjadi Api."

Perintis Ilmu

Sesudah bertahun-tahun bekerja, seorang perintis ilmu menemukan seni membuat api. Ia membawa alat-alatnya menuju ke daerah utara yang penuh salju dan menhajar kepada suku di sana seni membuat api itu - dan keuntungan-keuntungannya. Orang menjadi begitu senang akan hal baru ini, hingga mereka tidak berpikir untuk berterimakasih kepada si penemu, yang pada suatu hari dengan diam-diam pergi.

Karena ia itu salah satu orang istimewa yang memiliki kebesaran, maka ia tidak punya keinginan diperingati atau dihormati. Yang dicari melulu kepuasan karena tahu bahwa ada orang yang diuntungkan oleh penemuannya.

Suku kedua yang dikunjunginya, sama besar keinginannya untuk belajar seperti suku yang pertama. Tetapi imam-imam setempat karena iri hati terhadap orang baru yang menguasai umat, telah membunugh dia. Untuk menyingkirkan semua dugaan tentang kejahatan itu, mereka membuat gambar Sang Penemu Agung, yang dipasang pada altar besar di dalam kuil, dan ditetapkan suatu upacara, hingga namanya akan dihormati dan kenangannya tetap hidup. Perhatian besar dicurahkan, agar tidak satu peraturan upacara pun akan diubah atau dilewatkan. Alat untuk membuat api disimpan dalam peti dan dikatakan memberi kesembuhan kepada semua yang menyentuhnya dengan penuh kepercayaan.

Imam Agung sendiri mengambil tugas untuk menyusun sebuah buku tentang riwayat Hidup Sang Penemu. Dalam buyku suci ini kelembutannya yang penuh cinta disajikan sebagai teladan untuk ditiru oleh semua. Perbuatan-perbuatan agungnya dipuji, kodratnya yang melebihi manusia dijadikan syahadat iman. Para imam menjaga, agar Buku Suci diwariskan kepada generasi mendatang, sedang dengan kuasa ditafsirkan arti kata-kata dan makna hidup dan perbuatannya yang suci. Dan tanpa ampun mereka menghukum mati atau mengucilkan orang yang menyimpang dari ajaran mereka. Terpancang pada tugas-tugas agama tadi, rakyat pun lupa sekali akan seni membuat api.

Doa Penyembah Dewa Wishnu

"Tuahn, aku mohon ampun untuk tiga dosa besar. Aku pergi berziarah mengunjungi banyak kuil-kuilmu, lupa akan kehadiranMu di mana saja; kedua, aku begitu kerap berseru kepadaMu minta tolong, dan lupa bahwa Engkau lebih dari aku memperhatikan kesejahteraanku, dan akhirnya, disini aku mohon pengampunan, sedang aku tahu bahwa dosa-dosa kami sudah diampuni, sebelum kami melakukannya."

Kaki menjulur ke arah Mekah

Seorang sufi pergi berziarah ke Mekah. Di luar kota ia berbaring di pinggir jalan, letih karena perjalanannya. Ia baru saja tertidur, ketika ia dibangunkan secara kasar oleh peziarah yang marah. "Ini sudah waktunya semua orang beriman menundukkan kepala ke Mekah dan engkau menelentangkan kakimu menuju ke nisah suci. Muslim macam apa engkau ini? "

Sufi tidak bergerak, tetapi hanya membuka mata dan berkata: "Saudara, silakan, aku minta tolong, aturlah kakiku, supaya tidak menunjuk pada Tuhan !"

Doa Tari Ballet

Sang Guru duduk dengan para murid di pendopo. Ia berkata: "Kamu sudah mendengar banyak doa dan sudah mengucapkan banyak doa. Malam ini aku ingin kamu melihat doa."

Pada saat itu layar dibuka dan tarian balet dimulai.

Cerita orang Hasidin

Orang-orang Yahudi dari kota kecil di Rusia dengan rindu menantikan kedatangan seorang rabbi. Ini akan menjadi peristiwa langka ; maka mereka meluangkan waktu lama untuk mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan, yang akan mereka ajukan kepada orang suci itu.

Ketika rabbi itu akhirnya datang dan mereka menyambut dia di balai kota, ia dapat merasakan suasana tegang, karena semua siap mendengarkan jawaban-jawaban, yang akan disampaikannya kepada mereka.

Ia tidak berkata apa-apa semula, hanya memandang mata mereka, dan bersenandungg. Ia mulai bernyanyi dan mereka bernyanyi bersama dia. Ia melambai dan menari dengan langkah megah dan gagah. Seluruh kelompok mengikuti geraknya, cepat mereka jadi terlibat dalam tarian, tenggelam dalam iramanya ... hinga mereka terlepas dari segala urusan lain di dunia: maka setiap orang dalam kelompok itu menjadi utuh kembali, disembuhkan dari perpecahan di dalam hati, yang menahan mereka dari Kebenaran.

Hampir setengah jam lamanya, sebelum tarian perlahan-lahan berhenti. Dengan tegangan yang terlepas dari dalam diri mereka, setiap orang duduk diam, damai meliputi ruangan. Lalu sang rabbi mengatakan perkataan sayu-satunya yang diucapkan malam itu: "Aku percaya, aku telah menjawab semua pertanyaanmu."

Seorang derwisy ditanya, mengapa ia menyembah Allah dengan menari. "Karena", jawabnya, "Menyembah Allah berarti mati pada diri sendiri. Menari itu membunuh diri sendiri. Bila diri sendiri itu mati semua persoalan pun mati bersamanya. Di mana diri sendiri tidak ada lagi, Cintalah yang ada. Allah yang ada."

[DOA] Doa Sang Katak

Ketika Bruder Bruno pada suatu malam sedang berdoa, ia diganggu oleh koak seekor katak raksasa.
Semua usahanya untuk mengabaikan suara itu tidak berhasil, maka ia berteriak dari jendela "Diam! Aku sdang berdoa."

Bruder Bruno itu seorang Santo, maka perintahnya segera dipatuhi. Setiap makhluk hidup menahan suaranya untuk menciptakan suasana diam yang menguntungkan bagi doa.

Tetapi kini suara lain mengganggu ibadat Sang Bruder, suara dari dalam, yang berkata : "Mungkin Tuhan sama senangnya dengan koakan katak tadi daripada nyanian mazmur-mazmur" "Apa yang dapat berkenan pada Tuhan dari teriakan katak?" Itu tanggapan Bruno menghina. Tetapi suara mendesak, tidak mau diam : "Mengapa kamu berpikir bahwa Tuhan menemukan suara?"

Bruno memutuskan mau menemukan apa sebabnya.
Ia mengeluarkan tubuhnya dari jendela dan memerintahkan: "Nyanyi!" Katak raksasa mengoak berirama memenuhi alam, diiringi oleh suara main-main katak-katak di sekitarnya.
Dan ketika Bruno mendengarkan suara itu dengan penuh perhatian, koakan katak tidak lagi mengganggu, karena ia menemukan bahwa kalau ia berhenti menolak suara-suara itu, nyatanya suara-suara itu memperkaya keheningan malam.

Dengan penemuan itu hati Bruno menjadi selaras dengan alam semesta; untuk pertama kali dalam hidupnya ia mengerti apa itu artinya berdoa.