Imam di desa itu adalah orang suci, hingga setiap kali umat dalam kesulitan, mereka minta bantuan. Ia lalu akan menarik diri ke tempat khusus di dalam hutan dan mengucapkan doa khusus. Tuhan selalu akan mendengarkan doanya dan desa akan tertolong.
Ketika ia meninggal dan umat dalam kesulitan, mereka minta bantuan penggantinya, yang bukan orang suci, tetapi tahu akan rahasia tempat khusus di dalam hutan dan doa khususnya. Maka ia berkata: "Tuhan, Engkau tahu, aku bukan orang suci. Tetapi Engkau tidak akan membebankan hal itu kepada umatku? Maka dengarkanlah doaku dan datanglah menolong kami."
Tuhan mendengarkan doanya dan desa itu pun akan tertolong.
Ketika Ia juga meninggal, dan umat dalam kesulitan, mereka minta bantuan penggantinya, yang tahu akan doanya yang khusus, tetapi tidak tahu tempaat didalam hutan. Maka ia berkata: "Engkau tidak pedli tempat, Tuhan? Bukankah setiap tempat menjadi suci karena kehadiran-Mu? Maka dengarkanlah doaku dan datanglah menolong kami." Dan sekali lagi Tuhan akan mendengarkan doanya dan desa akan tertolong.
Nah kini Ia meninggal juga, dan ketika umat dalam kesulitan, mereka minta bantuan penggantinya yang tidak tahu akan doa khususnya atau juga tempat yang khusus di dalam hutan. Maka ia berkata: "Bukan rumusnya yg Engkau hargai, Tuhan, tetapi jeritan hati di dalam kesusahan. Maka dengarkanlah doaku dan datanglah menolong kami." Dan sekali lagi Tuhan akan mendengarkan doanya dan desa akan tertolong.
Setelah orang itu meninggal, ketika umat dalam kesulitan mereka minta bantuan penggantinya. Nah imam ini lebih terbiasa dengan uang daripada dengan doa. Maka ia akan berkata pada Tuhan: "Allah macam apa Engkau itu, Engkau yang sebabkan sendiri, Engkau masih tetap tidak mau mengangkat jari sampai Engkau melihat kami mengeluh, memohon, meminta ? Nah, Engkau dapat berbuat sekehendak hatimu dengan umat itu." Lalu ia akan segera kembalipada urusan, yang sedang dikerjakannya. Dan sekali lagi Tuhan akan mendengarkan doanya dan desa itu akan tertolong.